Jakarta-. Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidraj. Allah SWT melimpahkan rezeki PEMBAHASAN Surah Al Hujurat dilanjutkan pada ayat 7 dan setelahnya. Dikatakan bahwa Rasul ada di kalangan orang mukmin. Maka dari itu, menyangkut hal-hal yang tidak jelas bagimu, tanyakan pada Rasul. Akan tetapi, saat ini beliau sudah wafat dan umat muslim bisa merujuk pada Alquran dan sunah Rasul. Disebutkan juga bahwa seandainya Rasul mengikuti banyak dari permintaan kamu sebagian sahabat, kamu akan terjerumus dalam kesulitan. Ayat itu ditujukan kepada sebagian sahabat Nabi yang mengusulkan hal-hal yang didorong hawa nafsu. Itu hanya akan membuat mereka terjerumus. Rasul tidak melakukan itu. “Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci pada kekafi ran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orangorang yang mengikuti jalan yang lurus”. Demikian bunyi akhir ayat tersebut. Ada sebagian manusia yang telah Allah ciptakan dengan keimanan dalam diri mereka. Iman yang sempurna ialah keyakinan dalam hati, ucapan di lidah, dan praktik dalam kehidupan seharihari. Itu ialah karunia Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Di ayat selanjutnya, Allah menginginkan agar umat muslim senantiasa mendamaikan saudaranya yang bertengkar. Ayat ini memberikan tuntunan, apabila ada dua kelompok yang berkelahi, lakukanlah islah rujuk pada keduanya. “Orang-orang mukmin sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu. Dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” Bunyi ayat 10 Surah Al Hujurat. Allah ingin menggambarkan hubungan antara sesama mukmin itu bagaikan hubungan seketurunan, sekeluarga sehingga hubungan mereka akan jauh lebih kuat. Maka dari itu, ketika dua saudara yang bertengkar, hubungannya harus diperbaiki. Pada ayat ke-12, Allah menegaskan bahwa orang beriman tidak saling mengejek. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mengejek suatu kaum. Jangan juga kelompok perempuan mengejek kelompok yang lain. Melakukan suatu tindakan yang keliru pada orang lain bisa berdampak buruk pada diri sendiri. Jangan suka mencela dirimu sendiri dan memanggil orang lain dengan gelar yang mengandung keburukan.” Ayat tersebut berisi larangan untuk memaki orang lain karena ketika memaki orang lain, orang itu akan membalasnya padamu. Lalu, jangan juga saling memberi gelar yang buruk. Di antara orang beriman tidak saling memaki. Selanjutnya, kita juga dilarang untuk berprasangka buruk pada orang lain. “Hai orang beriman, jauhilah kebanyakan kecurigaan. Janganlah mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Maka kamu tentu merasa jijik. Bertakwalah pada Allah, sesungguhnya Allah menerima taubat lagi Maha Penyayang.” Demikian bunyi ayat ke-12 Surah Al Hujurat. Keimanan diciptakan Allah sehingga mohon kepada Allah agar menciptakannya kalau kita membuka hati. Iman itu terdiri atas tiga unsur, yakni kepercayaan, ucapan, dan tingkah laku. Lawannya kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan. Menjadi kewajiban setiap muslim untuk menjaga kedamaian. Kita diminta memperbaiki hubungan kedua kelompok apabila bertengkar, bahkan jika diperlukan menindak dengan adil. Orang-orang mukmin bersaudara yang erat, seperti persaudaraan seketurunan dan jangan saling mengejek. Ind/H-1 Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Al-qur’an adalah cerminan dari akhlak Rasulullah. Di dalam al-qur’an terdapat salah satu akhlak Rasulullah yaitu mengucapkan kata-kata yang baik dalam berhubung sosial atau sesama orang lain. Rasulullah pun mengajarkan agar kita tidak mencela agama lain dan saling menghormati. Tentu ini menjadi sebuah peringatan bagi kita semua khususnya dengan banyaknya dai-dai muda yang terkadang secara sengaja maupun tidak sengaja menjelekkan agama lain dalam ceramahnya. وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” QS Al-An’am 108. Dalam ayat ini, Al-Qur’an mengajak umat Islam menunjuk akhlak terpuji. Diantara seruan Al-Qur’an adalah meninggalkan mencaci agama lain. Dalam islam menghina tuhan agama lain merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Karena dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Bukan hanya untuk dirinya sendiri namun juga terhadap Allah SWT. Karena islam mengajarkan kita untuk saling menghormati. Berikut penjelasan selengkapnya. Pandangan Islam Mengenai Menghina Agama Lain Dr. Muhammad ath-Thanthawi menafsirkan “Wahai orang beriman, janganlah kalian mencaci sesembahan orang-orang yang menyekutukan Allah, karena tentunya mereka akan mencaci agama kalian yang benar sebab ketidaktahuan mereka atas agama kalian”. Ulama ahli tafsir dari Tunisia yang lahir pada 1296 H atau 1879 M, bernama Syekh Ibnu Asyur, sudah mensinyalir ada diantara Kaum Muslimin yang bermaksud membela Islam tapi kebablasan ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻟﻐﻴﺮﺗﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻹﺳﻼﻡ ﺭﺑﻤﺎ ﺗﺠﺎﻭﺯﻭا اﻟﺤﺪ ﻓﻔﺮﻃﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺮﻃﺎﺕ ﺳﺒﻮا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺻﻨﺎﻡ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ “Umat Islam -karena semangatnya terhadap Islam, terkadang di antara mereka melewati batas hingga kebablasan, mereka pun mencaci maki tuhan-tuhan orang yang menyembah selain Allah. ﺭﻭﻯ اﻟﻄﺒﺮﻱ ﻋﻦ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﻭﺛﺎﻥ اﻟﻜﻔﺎﺭ ﻓﻴﺮﺩﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺴﺒﻮا ﻟﺮﺑﻬﻢ» “Thabari meriwayatkan dari Qatadah bahwa dahulu orang-orang Islam mencaci maki tuhan-tuhan orang kafir, maka mereka membalasnya. Kemudian Allah melarang mencaci maki mereka agar tidak membalas. At-Tahrir wa Tanwir 3/428 Ayat tersebut adalah وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik perbuatan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS Al Anam 108 . Alasan Dilarang Menghina Agama Lain Alasan untuk kita tidak menghina agama lain adalah karena perbuatan tersebut merugikan diri kita sendiri. Tentunya sangat merugikan bagi umat islam. Yang mana agama lain akan membalas dengan mencaci agama Islam. Sementara Al-Qasimi memahaminya bahwa selama ditakutkan non muslim akan mencaci Allah, Rasulullah, dan Al-Qur’an. Maka wajib bagi orang Islam untuk tidak mencaci sesembahan non muslim beserta agamanya. Selain itu, mufasir lainnya seperti As-Suyuthi berpendapat dalam Al-Asybah Wa Nadhair bahwa amar makruf nahi munkar dapat gugur ketika perbuatan tersebut justru mengakibatkan marabahaya yang lebih besar. Laranan memaki agama lain diturunkan karena makian akan berbuah makian pula. Ayat tersebut menjelaskan, “karena mereka nanti akan memaki Allah”. Ibnul Qoyyim dalam I’lamul Muwaaqi’in menjelaskan ayat di atas “Allah melarang kita mencela tuhan-tuhan orang musyrik dengan pencelaan yang keras atau sampai merendah-rendahkan secara terang-terangan karena hal ini akan membuat mereka akan membalas dengan mencela Allah. Tentu termasuk maslahat besar bila kita tidak mencela tuhan orang kafir agar tidak berdampak celaan bagi Allah sesembahan kita. Jadi hal ini adalah peringatan tegas agar tidak berbuat seperti itu, supaya tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih parah.” Toleransi Islam Islam merupakan agama toleran. Sikap muslim terhadap kaum kafir nonmuslim sangat jelas “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” QS Al-Kafirun 6 Salah satu manfaat toleransi dalam islam adalah terhindar dari permusuhan atau perpecahan. Agar kita dapat mewujudkan hidup damai dan tenang. Agar kita dapat meningkatkan kualitas iman kita. Dan kita dapat mencerminkan kemuliaan agama yang dianut. Dalam berdakwah, Islam memberikan panduan ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” QS. An Nahl 125. Prinsip Nabi Saw dalam berdakwah adalah dengan lemah lembut dengan madh’u orang yang didakwahi walau mereka orang kafir. Ibnul Arobi pernah berbicara tentang ayat berikut ini, Allah Ta’ala berfirman وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” QS. Al Ankabut 46. Kesimpulan Pembahasan Demikian pembahasan tentang hukum mengina agama lain. Dan mengapa islam dilarang keras untuk menghina agama lain. Selain islam memiliki kewajiban untuk saling menghormati. Islam pun menjaga kemuliaan untuk Allah SWT. Larangan ini juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan besar antar agama. Jadi kita harus pintar memilah agar tidak saling menyakiti meskipun kita berbeda Agama. Kita wajib menanamkan toleransi sesama beda agama. Jika kita telah menjalankan tugas seperti yang diwajibkan didalam Al-Qur’an, maka hidup kita akan tenang, nyaman dan saling menyayangi sesama makhluk hidup. Mempermainkanatau mencemooh Allah adalah menghina, mempermalukan, atau mengabaikan Dia.Ialah sebuah pelanggaran yang keji yang dilakukan oleh mereka yang tidak takut akan Allah atau yang menyangkal keberadaan-Nya. Bentuk cemooh yang paling mudah diamati adalah hinaan lisan atau tindakan meremehkan lainnya.

Hadits menghina orang lain dan larangannya di dalam agama islam. Menghujat, mengejek dan merendahkan orang lain merupakan sifat yang tidak terpuji. Tidak hanya dibenarkan dalam agama Islam, bahkan sudah banyak hadits menghina orang lain yang mengharamkan sifat ini. Seseorang akan dijauhkan dari rahmad Allah dan memasukkannya kedalam kaum kafir bahkan munafik. Bercanda atau serius dengans sengaja mencela dan mengejek orang lain, hukumnya dalam islam tetap saja sama, haram. Kemudian apa saja hukuman kepada seseorang yang suka mengjina dan menghujat orang lain? Dalam kesempatan ini akan dibahas lengkap bersama dengan sejumlah hadits menghina orang lain serta hukum dan larangannya. Hadits menghina orang lain Hadits Menghina Orang lain Hadits Menghina Orang lainLarangan Menghina Berdasarkan Al-Quran dan HaditsLarangan Khusus Kepada WanitaTanya Jawab Seputar Menghina Orang LainApa itu menghina orang lain?Apa hukumnya menghina orang lain dalam islam?Apa hadits tentang menghina orang lain?Penutup حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَ Artinya Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub, Qutaibah bin Sa’id dan Ibnu Hujr mereka berkata Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far dari Al Ala dari ayahnya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizhalimi itu tidak melampaui batas.” HR. Muslim no. 2587 dan Abu Dawud no. 4894 Dari potongan hadits menghina orang lain yang disampaikan oleh Abu Hurairah meneruskan sabda Rosulullah SAW diatas, seseorang akan mendapatkan dosa besar atas perbuatannya. Meski ada dua orang yang saling menghina dan mencaci maki namun ada pihak yang memulai, maka dia yang akan mendapatkan dosa paling besar. Apalagi jika salah satu pihak merasa dizhalimi. Hinaan dalam bentuk apapun pastinya akan menyakiti orang lain. Jika yang sakit adalah hatinya, maka Allah dengan murka akan memberikan azab. Semua ulama juga sudah sering mengingatkan, jika pembelaan tidak harus melalui celaan. Namun jika untuk pembelaan, semua para ulama dalam hukum membenarkan atau memperbolehkan membalasnya asal tidak berlebihan. Dalam hadits menghina orang lain diatas, terkandung beberapa hukum mengenai hinaan kepada orang lain, diantaranya Pertama, tindakan dengan sengaja mencela, memaki dan menghina sesama orang muslim haram hukumnya dalam bagi orang yang dihina dan dicela akan diperbolehkan membalas kejahatan ke dia dengan hinaan sebaliknya. Selama hinaan dan celaan balasan yang dilontarkan kepadanya tidak memiliki unsur fitnah dan apabila pihak yang menerima hinaan berusaha membela diri, maka lawan nya yang menerima hinaan tersebut tidak akan menanggung dosa. Bahkan orang yang memulai hinaan yang akan menanggung dosa apabila orang yang menerima celaan dan hinaan membalas lebih menyakitkan kan ada unsur kebohongan, celaan atau hinaan yang dilontarkannya akan berbuah kelima, akan lebih baik jika dalam kondisi menerima hinaan berupa apapun, memaafkan adalah kunci terbaik dalam mengakhirinya. Sehingga tidak akan timbul hinaan yang berujung dosa diantara kedua pihak. Syarh Riyadhus Shalihin menerangkan hadits menghina orang lain sesuai QS. Asy-Syura 39-40 berbunyi وَالَّذِينَ إِذَا أَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُونَ * وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ Wallaziina izaa asaabahumul baghyu hum yantasiruuna. Wa jazaaa'u saiyi'atin saiyi'tum misluha faman 'afaa wa aslaha fa ajruhuu 'alallaah, innahuu laa yuhibbuzzaalimiina. Artinya “Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” Maksud dari potongan ayat dan hadits tentang mencela orang lain diatas adalah, hinaan ke binatang akan termasuk dosa, apalagi hinaan dengan sadar ke sekumpulan umat Islam, dosa yang ditimbulkan akan lebih besar. Hadits menghina orang lain Larangan Menghina Berdasarkan Al-Quran dan Hadits Dalam beberapa ayat dan hadits menghina orang lain sudah diterangkan jika perbuatan tidak terpuji ini sebaiknya dihindari. Alangkah lebih baik berkata sekedarnya atau seperlunya dan tidak memiliki maksud menyakiti pihak lain yang mendengarkannya. Allah berfirman dalam QS At-Taubah ayat 79, berbunyi الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لاَ يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ Allaziina yalmizuunal mut tawwi 'iina minalmu'miniina fissadaqooti wallaziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhiral laahu minhum wa lahum azaabun aliim Artinya “Orang-orang munafik dimata Allah yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh untuk disedekahkan selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih” Melanjutkan potongan ayat tersebut, Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqoroh ayat 212, berbunyi زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ اتَّقَواْ فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللّهُ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ Zuyyina lillaziina kafarul hayaatud dunyaa wa yaskharuuna minal laziina aamanuu, wallaziinattaqaw fawqahum yawmal Qiyaamah, wallaahu yarzuqu mai yashaaa 'ubighairihisaab. Artinya “Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” Mengenai keburukan yang dihadirkan dari sifat saling menghina antar umat Islam, kemudian dalam sebuah hadits HR. Muslim meneruskan sabda Nabi Muhammad SAW berbunyi بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ Artinya “Cukuplah seseorang berbuat keburukan jika dia merendahkan saudaranya sesama muslim.” Hadits menghina orang lain Larangan Khusus Kepada Wanita Selama ini wanita adalah kaum yang sering kali lali dalam bergaul, bahkan mereka sering sekalu menjadi sumber masalah karena tidak pandai menjaga sikap dan ucapan. Allah SWT memberikan larangan khusus kepada para wanita untuk tidak saling melempar celaan. Dari hadits tentang mencela orang lain ini didapati Firman Allah SWT dalam QS Al-Hujurat ayat 11 berbunyi وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ Wa laa nisaaa'um min nisaaa'in 'Asaaa ay yakunna khairam minhunna Artinya “Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik “ Allah memang menyebutkan larangan khusus hanya untuk wanita. Meskipun untuk menjaga sikap dan perkataan para laki-laki juga harus memperhatikannya. Alasan Allah menyebutkan wanita dikhususkan tersebut berdasakan dua alasan, yaitu “Janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya”. Potongan ayat tersebut memberikan penegasan jika dua kaum Islam yaitu laki-laki dan perempuan hukumnya haram jika dengan sengaja berbuat sikhriyyah. Imam Syaukani dalam penjelasnya di Fathul Qadir, memberikan pernyataan jika wanita merupakan salah satu kaum yang terbanyak berbuat sikhriyyah. Hal inilah yang membuat wanita menjadi salah satu yang dikhususkan dalam perbuatan dan perkataannya. Nabi Muhammad SAW pun memberikan wasiat kepada umat manusia dengan berkata لاَ تَسُبَّنَّ أَحَدًا Artinya “Janganlah engkau menghina seorang pun.” Abu Jurayy berkata, “Aku pun tidak pernah menghina seorang pun setelah itu, baik kepada orang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, maupun seekor domba.” Kemudian belian juga melanjutkan sabdanya وَلاَ تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنَ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنَ الْمَعْرُوفِ وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الإِزَارِ فَإِنَّهَا مِنَ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ Artinya “Dan janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari sarungmu sampai pertengahan betis. Jika enggan, engkau bisa menurunkannya hingga mata kaki. Jauhilah memanjangkan kain sarung hingga melewati mata kaki. Penampilan seperti itu adalah tanda sombong dan Allah tidak menyukai ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits tentang mencela orang lain ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa hadits ini shahih. Berarti, secara terang-terangan hadits menghina orang lain ini shahih hukumnya. Tanya Jawab Seputar Menghina Orang Lain Apa itu menghina orang lain? Menghina orang lain adalah sebuah perbuatan yang tidak baik dan tidak patut untuk ditiru, dan Allah tidak menyukai hal demikian. Biasanya, orang yang suka menghina, mencela dan mencaci maki orang lain adalah mereka yang memiliki sikap sombong atau iri hati terhadap orang tersebut. Selain itu, menghina dan mencela adalah perbuatan yang dapat menyakiti hati orang lain. Apa hukumnya menghina orang lain dalam islam? Seperti yang sudah dijelaskan diatas dengan subjudul larangan khusus untuk wanita. Didalam agama Islam, Allah sangat melarang seorang muslim untuk menghina, mencela ataupun mengejek orang lain walaupun dalam kontek bercanda sekalipun. Hukum menghina orang lain dalam islam bisa dilihat dari QS. Al-Hujurat ayat 11 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diperolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan lain karena boleh jadi perempuan yang diperolok-olokkan lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk fasik setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” Apa hadits tentang menghina orang lain? Diatas sudah dijabarkan beberapa hadits tentang menghina orang lain. Salah satunya seperti Hadits Riwayat Muslim dan Abu Dawud yang berbunyi الْمُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُArtinya “Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai, selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas.” Penutup Demikianlah yang dapat tim sampaikan tentang hukuman, larangan dan kumpulan hadits menghina orang lain yang bisa Kamu jadikan pedoman hidup. Semoga Kita termasuk orang-orang beriman dan terhindar dari perilaku tidak terpuji tersebut bersama sesama muslim lainnya. Penulis berharap dengan adanya tulisan hadits tentang mencela orang lain ini, dapat bermanfaat untuk kita semua.

Minggu 7 Agustus 2022 "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya." (1 Tawarikh 19:13) Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 19 | Bacaan setahun: 1 Tawarikh 19 1 Tawarikh 19 1 Tawarikh 19 × Daud berperang melawan bani Amon dan orang [] Pertanyaan assalamualaikum wr wb. ustazd saya mau bertanya, Apakah tidak sengaja menghina Allah termasuk murtad? - Ali Hariadi Kendari Jawaban Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu. Orang yang menghina Allah tanpa sengaja tidak menjadikan pelakunya murtad,keluar dari Islam. Cukuplah baginya bertaubat . Allah maha pengampun kepada hambanya yang mau bertaubat,meskipun hamba itu datang dengan dosa-dosa besar. Allah berfiman ‎قُلْ يعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم “Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-KU yang melampai batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Az Zumar 53 Allah sangat senang dengan hambanya yang bertaubat melebihi senangnya hamba saat mendapatkan kesenangan besar. Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas padang pasir, kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” HR. Muslim. Hadits diatas menunjukkan bahwa ucapan kufur atau menghina Allah – pada hadits diatas dikatakan Allah sebagai hamba- yang tidak disengaja tidak mendapat hukuman. Wallahu alam bishowab as- Amin Syukroni, Lc Sementaraia sadar bahwa orang yang menghina Allah dengan sengaja adalah perbuatan yang terlarang bahkan termasuk kekufuran. Sehingga ia berusaha sekuat tenaga menahan mulutnya dari mengunggkapkan bisikan hati menghina Allah serta menampik bisikan setan tersebut. An-Nawawi dalam karyanya, Al-Azkar, mengatakan, Pertanyaan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Ustad,Saya Ingin Bertanya... Menjelang Bulan Ramadhan Ini Saya Ingin Memperbaiki Diri...Tetapi Saya Mengalami Keluhan Seperti Hati Saya Mencela Allah Dan Rasul Nya dan Mencela Agamanya...Dan Yang Paling Saya Takutkan Pikiran Saya Dan Hati Saya Menghina Allah Mengganggu Saya Pada Saat Sholat,Berwudhu,Dan Melakukan Aktifitas Sehari Hari. Padahal Saya Takut Itu Terlontar Apa Yang Ada DiDalam Hati Saya. Dan Saya Selalu Merasa Bahwa Saya Mengucapkan Kata Kata Menghina Allah Apa Yang Ada DiPikiran Saya Dan Dalam Hati Saya...Padahal Saya Takut Sekali Itu Terucap Lewat Mulut Secara Tidak Sengaja...Apakah Saya Sangat Berdosa,Apakah Saya Telah Melakukan Dosa Kufur???mohon jawabannya Ustad Saya Takut Sekali Itu Terjadi- Muhammad Riduan Ilham Banjarmasin Jawaban wa alaikum salam Niat Saudara untuk memperbaiki diri bisa terus dilaksanakan. Adapun apa yang ada pikiran dan hati berupa mencela dan menghina Allah tidak perlu membuat risau. Karena Allah tidak menghitungnya sebagai satu kesalahan, selama hal tersebut tidak diucapkan lewat lesan atau diungkapkan dalam perbuatan. Rasulullah saw bersabda إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي ، مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا ، مَا لَمْ تَعْمَلْ ، أَوْ تَتَكَلَّمْ “Sesungguhnya Allah mengampuni dari umatku apa yang dia bicarakan dalam hati, selama tidak dia lakukan atau bicarakan.” HR. Bukhari Jika Saudara merasa takut dan khawatir pernah pernah menghina Allah tanpa sengaja lewat ucapan dan lainnya, maka untuk menenangkan hati sebaiknya melakukan taubat kepada Allah swt. Dengan cara menyesali dosa yang pernah dilakukannya, melepaskan diri dan menjauhi dosa tersebut , dan bertekad tidak akan mengulanginya kembali. Sesungguhnya Allah maha menerima taubat hamba-hambanya. Allah berfirman قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 53 وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ 54 “Katakanlah “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong lagi.” QS. Az Zumar 53-54 Janganlah karena khawatir akan kesalah kepada Allah membuat Saudara berputus asa dari rahmat dan ampunan Allah,Dia melarang hamba-hambanya dari berputus asa dari rahmatNya. Rasulullah bersabda عن بن مسعود قال أكبر الكبائر الإشراك بالله والأمن من مكر الله والقنوط من رحمة الله واليأس من روح الله “Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata bahwa di antara dosa besar yang terbesar adalah berbuat syirik pada Allah, merasa aman dari murka Allah dan merasa putus asa dan putus harapan dari ampunan Allah.” HR. Abdurrozaq. Wallahu alam bishowab. asy- Amin Syukroni, Lc
SANTUNDAN TAHAN EMOSI Dalam hidup ini kita sering terpancing untuk emosi. Ada orang yang secara sengaja memancing emosi kita supaya keluar kata-kata yang tidak baik, konsentrasi menjadi kacau lalu melakukan tindakan yang tidak terpuji. Tapi masih banyak orang yang tanpa sengaja memancing emosi kita. Seorang yang memancing emosi disebut orang yang jahil (bodoh) meskipun
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dNtVR6GT1PurCM3oTYp91phG_YM_fw4RKjSrlkT0yx2_crE6pOtw1w== Berikutadalah dalil-dalil Al-Quran agar tidak menyakiti hati orang lain. Mencaci Maki Akan di Balas di Neraka "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain.
Jawaban وعلسكم السلام ورحمة الله وبركاته Saudara Mr Fikri yang dirahmati ALLAH SWT Anda sedang was-was. Dibisiki syetan. Semoga Anda selalu dijaga ALLAH Yanga Maha Perkasa. Lakukan dengan sungguh-sungguh 1, Tidak peduli Obat yang paling mujarab untuk menghilangkan was-was adalah sikap tidak peduli. Tidak mengambil pusing setiap keraguan yang muncul. 2, Bersikap kebalikannya Bentuk tidak mempedulikan perasaan was-was dalam hati adalah dengan mengambil sikap kebalikannya. Ini sebagaimana yang disarankan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dalam hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penyakit was-was yang dia alami. Dia dibayangi seolah-olah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا “Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya.” HR. Bukhari 137 dan Muslim 361. 3. Terus hadapi dengan shabar Untuk bisa menghilangkan penyakit was-was ini, tidak mungkin hanya dilakukan sekali. Perlu banyak latihan dan bersabar untuk selalu cuek dengan keraguan yang muncul. Sampai gangguan itu betul-betul hilang. Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya juga menjelaskan sebagaimana yang telah aku sebutkan. Mereka menyatakan, “Obat penyakit was-was hendaknya dia meyakini bahwa hal itu adalah godaan setan, dan dia yakin bahwa yang mendatangkan itu adalah iblis, dan dia sedang melawan iblis. Sehingga dia mendapatkan pahala orang yang berjihad. Karena dia sedang memerangi musuh Allah. Jika dia merasa ada keraguan, dia akan segera menghindarinya..” Anda yang mengidap was-was sedang berada dalam ujian. Jika perjuangan melawan godaan ini disertai perasaan ikhlas karena Allah dan mencontoh sunah Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti hadis di atas maka insyaaAllah nilainya pahala. 4. Banyak berlindung dari godaan setan Karena godaan ini bersumber dari setan, obat yang tidak kalah penting, banyak berlindung dari godaan setan. Dari sahabat Utsman bin Abul Ash, bahwa beliau mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan mengadukan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi aku dengan shalatku tidak bisa khusyu, dan bacaan shalatnya sampai keliru-keliru.’ Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا “Itulah setan, namanya Khanzab. Jika engkau merasa sedang digoda setan maka mintalah perlilndungan kepada Allah darinya, dan meludahlah ke arah kiri 3 kali.” HR. Muslim 2203. Utsman mengatakan, Aku pun melakukan saran beliau dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.’ Salah satu diantara usaha melindungi diri dari setan adalah merutinkan dzikir pagi dan sore. Karena salah satu keutamaan merutinkan dzikir ini adalah perlindungan dari semua godaan setan. Coba rutinkan dzikir al ma'tsurat yang disusun oleh Hasan Al Banna pagi dan sore. Semoga ALLAH memperkuat pertahanan iman anda dan selalu dalam hidayahNYA WaLLAHU a'lam- Selamet Junaidi
Jikapunitu betul, maka jangan sampai setan menguasai hati dan terus berburuk sangka. Justru sebaliknya, berikan nasihat yang baik dengan cara yang santun. Ustaz Amru Hamdani dalam tulisannya di grup kajian dikutip pada Senin (25/1/2020) menceritakan sebuah kisah. Imam Makhul mengatakan,

Jawaban Waalaumussalaam warahmatuLLahi wabarokaatuh Saudari Marsya yang dirahmati ALLAH SWT Semoga Anda selalu dijaga ALLAH Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang Saudari Marsya tidak murtad yang Anda alami ini adalah bisikan setan was was syetan. Yakinlah dengan firman ALLAH SWT dalam surah An Naas قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 1 مَلِكِ النَّاسِ 2 إِلَهِ النَّاسِ 3 مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 4 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 5 مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 6 1. Katakanlah "Aku berlidung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa bersembunyi, 5. yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, 6. dari golongan jin dan manusia. Kemudian perkuat diri anda dengan memenuhi dan lakukan dengan sungguh-sungguh beberapa hal ini untuk menghilangkan pengaruh was-was 1, Tidak peduli Obat yang paling mujarab untuk menghilangkan was-was adalah sikap tidak peduli. Tidak mengambil pusing setiap keraguan dari bisikan-bisikan yang muncul. 2, Bersikap kebalikannya Bentuk tidak mempedulikan perasaan was-was dalam hati adalah dengan mengambil sikap kebalikannya. Ini sebagaimana yang disarankan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dalam hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penyakit was-was yang dia alami. Dia dibayangi seolah-olah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا “Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya.” HR. Bukhari 137 dan Muslim 361. 3. Terus hadapi dengan shabar Untuk bisa menghilangkan penyakit was-was ini, tidak mungkin hanya dilakukan sekali. Perlu banyak latihan dan bersabar untuk selalu cuek dengan keraguan yang muncul. Sampai gangguan itu betul-betul hilang. Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya juga menjelaskan sebagaimana yang telah aku sebutkan. Mereka menyatakan, “Obat penyakit was-was hendaknya dia meyakini bahwa hal itu adalah godaan setan, dan dia yakin bahwa yang mendatangkan itu adalah iblis, dan dia sedang melawan iblis. Sehingga dia mendapatkan pahala orang yang berjihad. Karena dia sedang memerangi musuh Allah. Jika dia merasa ada keraguan, dia akan segera menghindarinya..” Anda yang mengidap was-was sedang berada dalam ujian. Jika perjuangan melawan godaan ini disertai perasaan ikhlas karena Allah dan mencontoh sunah Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti hadis di atas maka insyaaAllah nilainya pahala. 4. Banyak berlindung dari godaan setan Karena godaan ini bersumber dari setan, obat yang tidak kalah penting, banyak berlindung dari godaan setan. Dari sahabat Utsman bin Abul Ash, bahwa beliau mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan mengadukan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi aku dengan shalatku tidak bisa khusyu, dan bacaan shalatnya sampai keliru-keliru.’ Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا “Itulah setan, namanya Khanzab. Jika engkau merasa sedang digoda setan maka mintalah perlilndungan kepada Allah darinya, dan meludahlah ke arah kiri 3 kali.” HR. Muslim 2203. Utsman mengatakan, Aku pun melakukan saran beliau dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.’ Salah satu diantara usaha melindungi diri dari setan adalah merutinkan dzikir pagi dan sore. Karena salah satu keutamaan merutinkan dzikir ini adalah perlindungan dari semua godaan setan. Bisa rutin membaca zikir al ma'tsurat yang disusun oleh Hasan Al Banna. Yakinlah segala cobaan bisa dilalui, segala rintangan mampu dilewati. Badai pasti berlalu. Kalau berkenan saya bisa bantu ruqyah lewat hp. Hubungi no 081703379748. Semoga Anda selalu mendapat perlindungan ALLAH SWT WaLLAHU a'lam bishshowaab - Selamet Junaidi

Sumber Letaba Herald. 1. BAGIKAN. MURTAD, kata yang tidak lagi asing lagi didengar. Orang yang murtad ialah orang yang keluar dari agama Islam alias kafir, yang bisa saja terjadi karena pilihan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Pun begitu, jangan sampai pula secara tidak sengaja ternyata kita termasuk orang yang murtad.

Pertanyaan Assalamuallaikum Saya ingin dapat pencerahan , karna saya merasa takut luar biasa , tanpa sengaja ada pikiran tak pantas menghina Allah SWT 😭 saya takut sekali , seperti mengumpat lalu hilang muncul lagi , hilang lagi , saya sampai menangiss , tolong , saya harus bagaimana dan kenapa bisa terjadi hal mengerikan ini , terimakasih - Lulu Jogja Jawaban silahkan konsulatsi langsung ke 081703357795- Amin Syukroni, Lc

BAB ALLAH MEMAAFKAN SUARA HATI SELAMA BELUM DIBICARAKAN ATAU DILAKSANAKAN. 79. Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku, apa-apa yang masih tergerak dalam hati selama belum dibicarakan atau dilaksanakan (dikerjakan). (Bukhari, Muslim)
Apakah hukum was-was dengan kewujudan Tuhan dan kebenaran agama Islam? Dalam artikel ini, saya melampirkan jawapan yang pernah dijawab oleh Ustaz Azhar Idrus dihalaman facebook beliau. Semoga bermanfaat SOALANApakah hukumnya jika datang dalam hati rasa ragu atau was-was tentang Tuhan atau agama Islam sedangkan kita bukan sengaja nak fikir seperti itu?Adakah boleh mensyirikkan kita kerana kerap juga ada terlintas seperti itu? JAWAPANLintasan yang bukan disengajakan yang menjadikan seorang itu teragak-agak atau ragu tentang Tuhan contohnya atau tentang kebenaran agama Islam dan yang seumpamanya adalah datang dari was-was syaitan yang disebut sebagai khatir syayatin. Orang yang datang lintasan seperti itu tidak berdosa dan tidak diambil kira dengannya dan ia tidak menyebabkan seorang itu kufur kerana bukan kesengajaan darinya hanya ia cubaan syaitan untuk merosakkan iman orang Islam. Berkata Syeikh Nawawi Perkara kufur yang berlaku sebagai was-was di dalam hati seseorang itu tidak mengkufurkannya kerana sungguhnya was-was itu bukanlah azam seseorang. Maka was-was tersebut adalah setengah dari perkara yang diuji akan seseorang yang mengalaminya.” Kitab Mirqatul Su’ud At-Tasdiq Hendaklah orang yang diwas-waskan dengan keraguan seperti itu selalu ingat akan Allah dan membaca isti’azah ketika datang was-was dan elakkan dari melayan was-was tersebut kerana syaitan suka seorang itu berbicara dengannya. Wallahua’lam Ustaz Azhar Idrus Sumber asal kepada jawapan ini boleh dilihat pada Facebook Ustaz Azhar Idrus pada pautan ini Suka Apa Yang Anda Baca? Daftarkan nama dan email anda untuk mendapatkan panduan dan perkongsian berkualiti terus ke inbox anda secara PERCUMA!
.
  • u7st7ou64b.pages.dev/149
  • u7st7ou64b.pages.dev/221
  • u7st7ou64b.pages.dev/380
  • u7st7ou64b.pages.dev/104
  • u7st7ou64b.pages.dev/39
  • u7st7ou64b.pages.dev/59
  • u7st7ou64b.pages.dev/335
  • u7st7ou64b.pages.dev/78
  • tidak sengaja menghina allah dalam hati